Peningkatan Kepatuhan Minum Obat Anti Retroviral dan Pengembangan Pola Asuh Anak dengan HIV di Jabodetabek

Secara nasional sampai dengan September 2021, Kemenkes RI mencatatkan ada 8050 anak (usia 0 – 14 tahun) yang terinfeski HIV. Di DKI Jakarta, dengan jumlah penduduk hampir 11 juta (data BPS 2018 sebanyak 10.467.629), belum ditambah jika siang atau hari kerja, dimana banyak orang sekitar Jakarta (Bogor, Depok Tangerang, Bekasi) yang bekerja atau melakukan aktivitasnya di Jakarta, mencatat ada 1026 anak yang terinfeksi HIV, yang tercatat lebih rendah jumlahnya dari fakta yang sesungguhnya. Hingga September 2021, Kemenkes RI mencatatkan hanya 28% orang yang dengan HIV AIDS meminum ARV (obat Anti-Retroviral) secara patuh dari 80% target yang ditetapkan, data tersebut tidak menyebutkan berapa persen jumlah anak yang anak. Tingkat kepatuhan minum obat biasanya sangat dipengaruhioleh faktor kejenuhan, efek samping obat dan sulitnya akses obat ARV, sementara kepatuhan anak meminum ARV sangat dipengaruh oleh orang tua atau orang dewasa yang mengasuhnya.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan ibu/pengasuh anak dengan HIV tentang kepatuhan minum obat, meningkatkan pemahaman ibu/pengasuh anak dengan HIV untuk mengembangkan pola asuh yang baik, bantuan peningkatan gizi dengan memberikan susu pada anak yang HIV positif, serta pendampingan bagi ibu HIV positif melalui pelayan konseling.

 Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan edukasi secara tatap muka dengen pemberian 2 materi tentang kepatuhan minum obat ARV yang disampaikan oleh dr. Maya dan pola pengasuhan anak yang disampaikan oleh dr. Herlina. Kegiatan ini dilakukan di ruang 507 lantai 5 gedung Universitas YARSI pada Sabtu 26 November 2022 dan dihadiri oleh 4 orang ibu hamil dengan HIV, 43 ibu dengan anak HIV, dan 3 orang nenek yang mengasuh cucu dengan HIV, namun 3 orang peserta pulang lebih awal sehingga hanya tersisa 47 peserta.

 Hasil Kegiatan

Sebelum kegiatan dan sesudah edukasi, peserta diberikan kuesioner untuk diisi dan hasilnya menunjukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan peserta dari rata-rata 57,8 menjadi 74,4. Adapun tindak lanjut berupa konseling dengan peserta, pertemuan regular untuk membahas kepatuhan minum ARV antara IPPI dan YHAC, dan pendampingan lanjutan pada anak yang tidak mau minum obat ARV tidak terlaksanakan.

Kesimpulan dan Saran

Rendahnya pengetahuan terhadap kepatuhan minum obat ARV dan pengetahuan tentang pola asuh anak menjadi latar belakang dilaksanakannya edukasi ini. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta mengalami peningkatan pemahaman terkait pentingnya minum obat ARV dan bagaimana pola asuh pada anak dengan HIV positif. Adanya peningkatan tersebut dibuktikan dari persentase peningkatan skor pada pretest dan posttest baik secara individu maupun secara keseluruhan. Sehingga kegiatan edukasi ini dikatakan terlaksana sesuai dengan tujuan kegiatan.

Saran untuk kegiatan berikutnya antara lain, pemberian edukasi tentang pencegahan HIV AIDS dan pentingnya kepatuhan minum ARV bisa diberikan secara lebih luas, pelibatan keluarga tetap menjadi focus utama sebagai subyek yang dapat menjamin kepatihan ADHA minum ARV.

Kegiatan ini sudah dipublikasi di jurnal nasional

https://academicjournal.yarsi.ac.id/iac/index.php/iac/article/view/85/61