Perpustakaan Nasional Adakan Pelatihan Layanan Prima di Hari Kedua di Hotel Grand Mercure

Jakarta, 3 Oktober 2024 – Perpustakaan Nasional melanjutkan rangkaian seminar Forum Komunikasi Tenaga Layanan Perpustakaan 2024  pelayanan prima dengan menggelar “pelatihan khusus di hari kedua” yang diadakan di  Hotel Grand Mercure Jakarta Pusat.  Acara ini bertujuan untuk meningkatkan standar layanan perpustakaan di seluruh Indonesia dengan fokus pada penerapan “service excellent”.

Pada pelatihan hari kedua ini, peserta yang terdiri dari para pustakawan dan profesional layanan perpustakaan mendapatkan bimbingan mengenai penerapan “lima pilar pelayanan prima”:

  1. “Keandalan (Reliability)”: Konsistensi layanan perpustakaan agar selalu dapat diandalkan oleh masyarakat.
  2. “Daya Tanggap (Responsiveness)”: Kemampuan staf untuk merespon dengan cepat kebutuhan pengguna.
  3. “Jaminan (Assurance)”: Peningkatan rasa aman dan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas layanan dan kompetensi staf perpustakaan.
  4. “Empati (Empathy)”: Kepedulian pustakawan dalam memahami dan melayani kebutuhan individu pengguna dengan pendekatan personal.
  5. “Bukti Fisik (Tangible)”: Penyediaan fasilitas fisik yang mendukung, seperti ruang baca nyaman dan teknologi modern.

Kegiatan ini juga membahas pentingnya “inovasi digital” di perpustakaan, seperti layanan peminjaman buku elektronik dan penggunaan teknologi untuk mempersonalisasi layanan bagi pengunjung. Dalam pelatihan ini, para peserta diajak untuk memahami cara memberikan layanan yang responsif, cepat, dan tepat kepada pengguna di era digital.

Salah satu peserta, Zuhri, seorang pustakawan dari Universitas YARSI, menyampaikan pandangan terhadap pelatihan ini. “Pelatihan ini sangat membantu kami dalam mengembangkan keterampilan pelayanan kepada pengunjung, terutama bagaimana memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan modern.

Perpustakaan Nasional  menargetkan peningkatan kualitas layanan perpustakaan di seluruh Indonesia dengan memberikan bekal keterampilan dan pengetahuan kepada para pustakawan dalam menerapkan pelayanan prima. Pelatihan ini diharapkan dapat menciptakan perpustakaan yang lebih “modern, inklusif”, dan “responsif” terhadap kebutuhan masyarakat. (zuhri)