Kosmetik herbal dibuat industri obat atau badan usaha farmasi itu sudah biasa. Termasuk jika dibuat oleh sarjana farmasi atau apoteker.
Rabu sore pekan lalu mahasiswa Magister Sains Biomedis (MBiomed) Universitas Yarsi sebagian besar dokter estetik membuat kosmetik herbal. Ini baru luar biasa. Kegiatan ini wajib dan bagian tugas akhir bagi mahasiswa MBiomed meneliti di laboratorium.
Dokter estetik merupakan seorang profesional medis memiliki pelatihan khusus estetika medis. Tugasnya memperbaiki atau mempertahankan penampilan fisik seseorang melalui prosedur medis non-bedah atau bedah kecil bertujuan untuk estetika, bukan pengobatan penyakit.
Menurut Kepala Pusat Penelitian Herbal Universitas Yarsi , Dr. Juniarti,S.Si.,M.Si ( Doktor Juniarti) kosmetika herbal sudah dibuat diharapkan akan menjadi produk. Kosmetik herbal ini dapat menjadi alternatif kosmetik aman dan minim efek samping, lalu di jual di pasaran, terutama pasca perawatan invasif seperti laser dan derma piling
Dalam kegiatan ini Laboratorium Herbal Universitas Yarsi memfasilitasi penelitian ini dengan melayani uji pra klinik secara in vivo menggunakan hewan coba untuk menguji efikasi, efektifitas dan efek samping produk sudah diracik dosen bersama mahasiswa berprofesi dokter estetik
Menurut Doktor Juniarti kalau buat sendiri punya lebih manfaat. Mahasiswa bisa memilih ragam bahan yang aman, teruji dan dapat dipertanggungjawabkan keamanannya. Lalu bisa didaftarkan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan diharapkan dapat bernilai ekonomi.
Lebih lanjut Alumnus Doktor Universitas Indonesia menambahkan,karena kegiatan ini bagian dari penelitian, Yayasan Yarsi menyediakan dana hibah penelitian internal untuk dosen dan dapat melibatkan beberapa mahasiswa termasuk S2 (Mbiomed).Jika dananya kurang mahasiswa bisa menambahkan. Saat membuat kosmetik herbal biasanya mahasiswa ikut payung penelitian dosen jumlahnya 2 -4 mahasiswa
Membuat kosmetik herbal bagi mahasiswa Mbiomed membutuhkan waktu 1-3 bulan. Produksi dan penelitian ini sudah beberapa kali beragam formula. Seperti gel Aloe vera untuk mengobati luka sayat dilakukan oleh dr. Bunga Indah dilanjutkan dr. Yulia Wiji Purnama Sari dan dr. Emi dengan penambahan preservatif.
Kemudian uji efektivitas formulasi krim ekstrak kembang telang untuk mengobati luka sayat. melibatkan dr. Lusy Indranita M.Biomed dan dr Nurmayani di bantu dua mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Yarsi(FKUY) . Sementara Krim ekstrak kembang telang juga di uji efektivitas dan keamanannya utk mengatasi hiperpigmentasi pd hewan coba. Studi ini dilakukan dr. Eha GmDjulaeha M.Biomed di bantu mahasiswa FKUY.” Kini juga ada beberapa penelitian lanjutan untuk pembuatan dan uji coba formulasi menggunakan model hewan coba luka bakar, ” tutup Doktor Juniarti sekaligus jadi pembimbing(usman)