Pemuda sebagai generasi penerus memegang peran kunci dalam mendorong literasi yang kuat, karena literasi memungkinkan mereka untuk berkembang secara pribadi, berpartisipasi dalam masyarakat, dan menghadapi tantangan masa depan. Potensi besar dalam diri pemuda, perlu ditopang oleh tata kelola yang tepat di ranah sekolah dan kampus, sehingga mendorong terjadinya transformasi sosial.
Bekerjasama dengan Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (ATPUSI), Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas YARSI menggelar webinar bertajuk: “Gen Z, Literasi, Kampus Sekolah: Menuju Tranformasi Sosial”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 4 Januari 2024. Menggandeng beberapa tokoh nasional, kegiatan ini bertujuan untuk membahas dan memberikan wawasan kepada audiens mengenai peran penting literasi, sekolah, dan perguruan tinggi dalam membangun transformasi sosial.
Webinar yang diadakan secara virtual ini menghadirkan sejumlah tokoh nas
ional, di antaranya seorang influencer dan inovator di bidang kesehatan, dr. Gamal Albinsaid,M.Biomed, M.Ihsanudin,M.Hum (Ketua Dewan Pembina ATPUSI), dan Dr. H. Fahmy Alaydroes (Anggota DPR RI Komisi X). Webinar ini dibuka dengan sambutan dari Rektor Universitas YARSI, Prof. Fasli Jalal. Fasli dalam sambutannya, mengatakan, “anak-anak sekarang, baru lahir saja sudah diberikan akses sumber info
rmasi yang luar biasa. Ini memerlukan kematangan, kesiapan, dan kemampuan literasi untuk menangkap apa yang diinformasikan. Kadang kadang sumbernya terpercaya, kadang-kadang diragukan, bahkan bisa saja hoaks, untuk itu diperlukan kemampuan literasi yang makin lama makin memadai.” Lebih lanjut Fasli juga mengatakan bahwa hanya melalui pembelajaran yang sistematis, melalui pembiasaan, dan peran perpustakaan daerah, perpustakaan universitas, perpustakaan sekolah, desa-desa, taman bacaan, yang dikelola dengan baik. Dengan begitu, anak-anak Indonesia makin canggih kemampuan literasinya, sehingga memiliki kecakapan dalam menangkal informasi yang tidak akurat, atau hoaks.
Sesi pertama dalam webinar ini, menghadirkan Dr. Fahmy Alaydroes. Fahmi memaparkan tentang Peran Regulasi dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga Perpustakaan di Sekolah. “Regulasi itu memang sesuatu yang harus hadir, terutama dalam konteks kita mengembangkan literasi. Dengan adanya regulasi tentu berdampak pada negara memfasilitasi, serta menaungi, serta memandu arah pembangunan literasi itu sendiri,” tutur Fahmi.
Pada sesi berikutnya, dokter Gamal Albinsaid memotivasi generasi muda untuk turut berperan dalam Mendorong Literasi dan Transformasi Sosial. Dokter sekaligus influencer ini berpesan kepada pemuda “masa kita sekarang ibarat matahari pukul dua belas siang: paling terang, paling panas, paling membara. Jangan biarkan masa ini berlalu begitu saja tanpa karya.”
Sesi penutup diisi oleh M.Ihsanudin,M.Hum, yang menjelaskan pentingnya keterlibatan pustakawan dalam mendorong literasi di institusi pendidikan. Dalam kesempatan ini, Ihsanudin menegaskan bahwa Indonesia sebuah bangsa yang besar (dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, setelah India, Cina, dan Amerika Serikat). Peringkat Cina dan Amerika Serikat dalam PISA jauh di atas Indonesia. Ihsanudin juga berpesan meskipun PISA bukan satu-satunya alat ukur kualitas pendidikan di Indonesia, setidaknya menjadi pembanding (benchmark) dengan kualitas pendidikan negara-negara lain. (Heri Samtani)