Panitia Kongres Nasional III Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) 2023 sukses gelar Grand Launching dan Bedah Buku Seni Berbisnis Jusuf Kalla–Memadukan Spiritualitas, Profesionalitas, dan Kearifan Lokal, di Universitas Negeri Jakarta, kemarin.
Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla hadir dalam acara ini mengatakan, kita hidup harus memberikan keseimbangan. Caranya pelajari dan pahami agama dengan benar, lalu lakukan wirausaha (entrepreneur).
Kampus harus bisa mendidik mahasiswa memberikan keseimbangan dengan agama tanpa meninggalkan kewirausahaan.
Menurut Dr (H.C) Muhammad Yusuf Kalla pendidikan kewirausahaan hendaknya ada dalam satu semester kepada semua program studi. Pendidikan kewirausahaan sama dengan Pancasila ada satu semester sehingga mahasiswa mempunyai pengetahuan dasar mengembangkan diri. ”Pendidikan kewirausahaan merupakan dasar pengembangan diri” ingatnya.
Selanjutnya Muhammad Yusuf Kalla Masjid atau lebih akrab di panggil JK menerangkan, masjid termasuk masjid kampus harus dikelola dengan baik. Salah satu caranya masjid harus ada usaha seperti café-café. Jadi jemaah habis sholat dan ceramah termasuk menunggu waktu sholat bisa berada dilingkungan masjid untuk makan dan minum sudah tersedia.
Café yang ada diluar hendaknya di pindahkan lingkungan masjid. Efeknya café ini tak berani lagi menyediakan minuman alkohol, dan menjadi halal. Begitu juga semoga orang-orang di cafe mau ke masjid dan Jemaah dimasjid pun akan merasakan kemudahan bila membutuhkan makan dan minum. “Ini salah satu bentuk dakwah,” ujar JK.
Hingga kini peran ekonomi termasuk dalam lingkungan masjid masih kurang. Dengan adanya kewirausahaan masjid berarti mengajak orang-orang kaya untuk datang ke masjid. Jika ini tidak dilakukan dakwah masjid akan ketinggalan,” terang Pak JK.
JK yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia menambahkan, dakwah tidak cukup ini saja. Perlu pula dikomunikasikan dengan berbagai media dan ini harus dilakukan pendakwah.
Konflik-konflik di Indonesia, termasuk masalah demokrasi, bisa didamaikan dengan menciptakan keseimbangaan lewat ekonomi.
“Kepada mahasiswa raihlah kesuksesan, belajar dengan baik dan sungguh-sungguh,” pesan Pak JK.
Buku Seni Berbisnis Jusuf Kalla–Memadukan Spiritualitas, Profesionalitas, dan Kearifan Lokal dilunching memuat kesuksesan Kalla Group dalam perjalanannya lebih tujuh dekade, dan kesuksesan Pak JK dalam mengemban tugas di pemerintahan, di politik, di dunia bisnis dan di masyarakat dan urusan kemanusiaan.
Pertama, kemampuan beradaptasi. Pak JK sebagai pebisnis memegang teguh prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas terlihat begitu mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya dengan cepat.
Dalam setiap proses improvement berkaitan dengan peningkatan produktivitas, pak JK selalu menggunakan langkah-langkah seperti harus memahami permasalahan dengan jelas dan rinci. Bila perlu ubah terlebih dulu mindset semua pihak yang terlibat sehingga memiliki persepsi sama.
Kemudian cari dan kembangkan beberapa alternatif solusi, kumpulkan data dan informasi memadai terkait semua alternatif yang ada. Lakukan analisis kuantitatif dan evaluasi setiap alternatif berbasis pada data dan informasi yang ada serta tekankan keberpihakan kepada konsep lebih murah, lebih cepat, dan lebih baik. Serta kemandirian, yaitu penggunaan sumber dana dan sumber daya yang dimiliki bangsa sendiri.
Laksanakan keputusan tersebut secara konsisten dan catat data, informasi, dan proses pengambilan keputusan yang dijalankan lalu monitor dan review.
Dalam Bedah Buku Seni Berbisnis Jusuf Kalla ditampilkan pula pemaparan materi Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A. Presiden Direktur PT Paragon Technology and Innovation, Ir. Salman Subakat dan Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik Junaidi Rachbini, M.Sc., Ph.D.
Grand Launching dan Bedah Buku Seni Berbisnis Jusuf Kalla banyak hadir tokoh pendidikan, salah satunya Rektor Universitas Yarsi, Prof.dr.Fasli Jalal, Ph.D.
Terkait buku dan orasi JK, Rektor Universitas Yarsi mengatakan, kampus itu pusat inovasi. Dari kampus bisa menatap masa depan berdasarkan pembelajaran masa lampau.
Kita melihat umat Islam mayoritas belum menempati kesetaraan sebagai mayoritas, padahal dari keilmuan semakin hebat, kenapa tidak seimbang dengan ekonomi.
Menurut Prof Fasli harus dipikirkan dan pendidikan entrepreneur harus dikembangkan.
Universitas Yarsi sudah memulai mengembangkan, team agama dikepalai Wakil Rektor 5 membawahi Ruhul Islam dan tim ekonomi sudah duduk membahas dakwa muamalah pendidikan entrepreneur sehingga bisa menghasilkan dan mensejahterakan.
Yarsi Siap memberikan wawasan enterpreneur, dengan wawasan itu timbul semangat kewirausahaan menggebu-gebu, lebih berani, kemudian nantinya jadi pengusaha berhasil.
“Kalau sudah berhasil akan sejahtera,b isa bayar zakat, membantu orang miskin dan naik haji,” Tutup Prof Fasli.
Universitas Yarsi pun siap mendukung Kongres III AMKI 2023 dan menjadi tuan rumah yang baik. (usman).