4 faktor ririko, 7 pencegahan dan 5 penatalaksanaan di RS bagi ISPA & Pneumonia pada jamaah haji

Seluruh jamaah Haji Indonesia kini sudah berada di tanah suci, dan dalam beberapa hari lagi akan memasuki puncak ibadah Haji di Arafah, Musdalifah dan Mina.
Dari berita kita dengar bahwa cukup banyak jamaah haji kita sekarang yang terkena ISPA, dan bahkan juga ada Pneumonia. Memang dari tahun ke tahun maka ISPA selalu menjadi penyebab penyakit yang utama, dan pneumonia menjadi penyebab kematian penting. Setidaknya ada empat faktor risiko terjadinya infeksi saluran napas di kalangan jamaah Haji sekarang ini, yaitu:

  1. cukup banyak kerumunan orang yang memudahkan penularan
  2. udara panas dan kering,
  3. adanya polusi/debu
  4. daya tahan tubuh jamaah yang mungkin terganggu karena kelelahan aktiftas dan juga perubahan suasana.

Ada setidaknya tujuh hal yang dapat dilakukan jamaah Haji kita untuk pencegahan ISPA dan Pneumonia, yaitu:

  1. Yang paling baik tentu vaksinasi influenza (dan bila perlu pneumonia) sebelum berangkat, tapi kalau sekarang sudah di Saudi maka tentu bukan vaksinasi bentuk pencegahan utamanya.
  2. Penggunaan masker juga memang baik dilakukan, karena kemungkinan penularan penyakit dan juga mencegah polusi/debu dll yang mungkin jadi faktor risiko untuk terkena infeksi saluran napas.
  3. minum air yang cukup memadai, untuk mencegah dehidrasi dan juga menjaga kelembaban tubuh.
  4. bila ada penyakit kronik maka perlu konsumsi obat secara teratur sesuai yang dianjurkan, karena perburukan penyakit kronik akan lebih mudah memicu terjadinya ISPA.
  5. perilaku hidup bersih sehat (PHBS) perlu terus dijaga, karena akan mempengaruhi daya tahan tubuh untuk menghadapi kemungkinan ISPA.
  6. kalau sudah mulai ada keluhan batuk, panas dan gangguan pernapasan lainnya maka segera berkonsultasi ke dokter kloter atau Sektor terdekat.
  7. bila ada perburukan keluhan maka segera berobat ke pelayanan kesehatan yang lebih lengkap, seperti halnya Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) atau mungkin RS pemerintah Arab Saudi. bila sudah dalam keadaan rawat inap di KKHI atau RS Arab Saudi maka perlu mengikuti semua anjuran dan rekomendasi petugas kesehatan. Memang mungkin akan terasa berat karena ingin segera beribadah di masjid dan atau kumpul lagi bersama keluarga/kloter (apalagi kalau ada barier sosial/bahasa/makanan dll kalau dirawat di RS Arab Saudi), tetapi kalau memang sudah pneumonia dan dirawat di KKHI/RS maka ikutilah sepenuhnya anjuran petugas kesehatan yang merawat.

Lalu, ada lima prinsip tatalaksana kasus ISPA dan Pneumonia oleh klinik/RS yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan,yaitu:

  1. Untuk ISPA akan diberikan peningkatan daya tahan tubuh, mungkin infus dan atau asupan gizi yang cukup.
  2. Juga akan diberikan juga obat simtomatik, seperti antipiretik, mukolitik dan ekspektoran.
  3. ISPA ringan belum tentu perlu diberikan diberikan antibiotika atau antivirus, tergantung analisa klinik yang dilakukan.
  4. Untuk ISPA berat dan pneumonia maka pemberian antibiotika atau antivirus tentu sebaiknya dilakukan berdasar pola kuman pada pasiennya, walaupun dapat juga diberikan berdasar data empirik.
  5. Bila keadaan pneumonia makin berat maka ditangani sesuai prosedur penanganan gagal napas, termasuk mungkin bila diperlukan penanganan di ICU dengan ventilator dll.

Semoga jamaah Haji kita terjaga kesehatannya dan mendapat Haji yang mabrur.

Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI / Guru Besar FKUI
Petugas Kesehatan Haji tahun 1989, Kepala Poliklinik Haji Mekkah tahun 1990, serta Ketua Team Pengawasan dan Pengendalian (WasDal) Kesehatan Haji tahun 2014