Gema Takbir dan Sholawat menggetarkan Gedung Auditorium Ar-Rahman Universitas YARSI (UY) saat lebih dari 1500 generasi millennial ketika narasumber meminta mereka sesekali mengumandangkan Asma Allah dan Solawat Nabi di sela-sela ceramahnya dalam acara Dialog “Ramadhan Are You Ready?” di UY, Jakarta (Sabtu, 04/05/2019).
Peserta yang sebagian besar remaja-remaja dari kalangan mahasiswa dan masyarakat umum itu terselenggara atas kerja sama antara Komunitas ‘ngobrol.yuk’ dengan UY. Acara ini digelar untuk menyambut bulan suci Ramadhan 1.440 H. dengan menghadirkan penceramah muda Ustadz Oemar Mita, Lc dan Ust. M. Zunaidi. Sedangkan pemandu acara dari kalangan artis yaitu Ricky Harun, Netta Reza, Agung Juna, dan Okin. Turut hadir, Kepala Bagian Kemahasiswaan UY, Irfan Islami, Lc, MH. dan Pesinetron Teuku Wisnu sebagai Pimpinan Komunitas ‘ngobrol.yuk’.
Irfan Islami yang mewakili Rektor UY, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. membuka acara secara resmi, mengucapkan selamat datang dan menyampaikan rasa terima kasih kepada hadirin yang hadir, serta permintaan maaf karena Bapak Rektor UY tidak berkesempatan hadir.
“Kami dari Universitas YARSI sangat mengapresiasi dan menyambut positif acara yang telah digagas oleh Komunitas ngobrol.yuk bekerja sama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Kahfi UY,” ucap Irfan Islami.
“Saya berharap acara ini berjalan dengan lancar serta dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama kalangan generasi muda dalam menghadapi bulan suci Ramadhan,” tambah Irfan Islami yang diamini oleh segenap hadirin.
Pada kesempatan itu, Irfan Islami menjelaskan bahwa UY merupakan salah satu perguruan tinggi berbasis Islam dan sangat mendukung kegiatan-kegiatan dakwah baik di dalam, maupun di luar kampus. Selain itu, dia juga memperkenalkan fakultas-fakultas dan Prodi-prodi yang ada di UY, serta mempersilahkan bagi peserta kalau ada yang ingin bergabung untuk menimba ilmu di UY.
Ust. Oemar Mita mengawali tausiahnya dengan menanyakan kepada hadirin, kenapa kenikmatan Ramadhan itu cepat hilang? Menurutnya, hal itu terjadi karena beban dosa yang dimiliki membuat kenikmatan dalam melakukan segala sesuatu yang halal itu cepat sirna.
“Orang-orang yang zina, tidak akan bisa menikmati sebagaimana orang nikah. Kemudian orang yang serong sampai melakukan zina, tidak bisa menikmati ketika bercumbu dengan suaminya atau bercampur dengan istrinya,” jelas Ust. Oemar Mita mencontohkan.
“Mengapa bisa demikian? Dosa itu tidak bisa dicampur dengan kenikmatan yang halal,” tegas Ust. Oemar Mita dengan lantang.
Lebih jauh Ust. Oemar Mita menyebutkan, kalau kita membawa banyak beban dosa sebelum Ramadhan, maka kenikmatan Ramadhan itu akan menguap lebih cepat. Oleh sebab itu kita harus tobat dan berjanji sama Allah tidak akan melakukan perbuatan dosa itu lagi.
“Seandainya sebelum Ramadhan antum sempat membentak orang tua, cepat-cepat minta maaf pada orang tua kita atau sama seseorang pernah berbuat salah, minta maaf, dan segeralah betobat dengan cara melakukan Sholat Taubat 2 rakaat seperti Sholat Subuh, dilanjutkan dengan banyak-banyak istigfar supaya kembali bersih” jelas Ust. Oemar Mita panjang lebar.
“Kalau sudah bersih, maka kenikmatan Ramadhan itu akan dikucurkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala kepada kita secara maksimal,” pungkas Ust. Oemar Mita.
Selain itu, Ust. Oemar Mita berpesan untuk berdo’a dan mohon pada Allah agar sampai pada penghujung Ramadhan nanti, sebab doa itu sama dengan niat. Kalau sudah berniat berpuasa selama Ramadhan kemudian tiba-tiba meninggal, pahala niatnya sudah dapat meski puasanya tidak satu bulan penuh.
“Doa itu seperti mengetuk pintu langit, para ulama mengatakan, orang yang rajin mengetuk pintu langit adalah orang yang paling besar kemungkinannya akan dibukankan oleh Allah. Itulah keutamaan doa,” terang Ust. Oemar Mita.
Sementara itu, penceramah kedua Ust. M. Zunaidi (peruqyah di Trans TV) membahas tentang Bagaimana Me-ruqyah Diri Sendiri (Self Ruqyah) menurut padangan Islam.
Ruqyah atau Rukyah (Inggris: exorcism) adalah metode penyembuhan dengan cara membacakan sesuatu pada orang yang sakit akibat dari ‘ain (mata hasad), sengatan hewan, bisa, sihir, rasa sakit, gila, kerasukan dan gangguan jin.
Menurutnya rukyah itu ada 2 (dua) macam, yaitu Ruqyah Syar’iyyah yang dilakukan oleh para ustadz dan Ruqyah Syirqiyah yang banyak dipraktikan oleh para dukun.
“Ruqyah Syar’iyyah adalah rukyah yang boleh atau syar’i selama dilakukan dengan tidak mengandung unsur syirik. Sedangkan Ruqyah Syirqiyah adalah rukyah yang tidak boleh dalam agam Islam karena mengandung unsur- unsur syirik,” ujar Ust. Zunaidi.
Kedua hal itu dapat dibedakan dengan memperhatikan media bacaan yang digunakan oleh praktisinya. Ruqyah Syar’iyyah bersumber dari Al Quran seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Beda halnya dengan Ruqyah Syirqiyah yang bacaaannya bukan dari Al Quran dan banyak diantaranya melalui perantaraan makhluk jin.
Ust. Zunaidi juga menjelaskan bahwa rukyah itu bisa dilakukan sendiri tanpa bantuan praktisi rukyah. Dia mengajarkan bagaimana merukyah diri sendiri secara sederhana dan mudah dipraktekan oleh siapa saja yang berkeinginan. Dengan membacakan beberapa ayat dalam Al Quran, Ust. Zunaini mencontohkan dan diikuti oleh peserta yang hadir.
Ternyata, benar-benar terbukti efek yang ditimbulkan dari rukyah itu sangat beragam yang dialami oleh peserta. Ada di antara peserta tidak berimbas padanya. Namun, bagi yang memiliki gangguan ringan menjadi mual-mual dan muntah. Untungnya panitia sudah membagikan kantong plastik pada semua peserta, sehingga tidak berceceran ke mana-mana. Sedangkan yang berat, berakibat seperti orang kerasukan, menangis dan menjerit-jerit entah kenapa. Rupanya tim ngobrol.yuk sudah mempersiapkan tim khusus untuk menangani hal seperti itu untuk bisa normal kembali. (ART)